The best technique to use prefix names and VBA to deliver unexpected substance in Word records.

A huge amount of perusers ask for procedures that show unexpected substance. Fortunately, there are various ways to deal with do all things considered, and all through an accompanying couple of…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Proses Pengembangan Aplikasi Android

Banyak dari kita yang dari developer backend ataupun frontend web dan desktop beralih menjadi developer frontend mobile, sebagai pembahasan kali ini adalah menjadi developer Android.

Di sini saya mencoba menulis hal-hal yang patut diperhatikan oleh developer “peralihan” tersebut, agar nantinya lebih matang lagi mendalami dunia mobile application development. Dan juga bagi Anda yang hendak mencari dan bekerjasama dengan developer mobile Android untuk produk Anda ataupun studi kasus/penelitian Anda, agar memahami bagaimana proses pengembangan aplikasi Android dari awal hingga menerbitkannya di PlayStore, bagian mana yang membuatnya menjadi panjang prosesnya, dan tahap apa saja di dalam pengembangan aplikasi mobile Android itu sendiri.

Pembahasan kali ini mencakup tahapan dari proses pengembangan Aplikasi Android yang sedikit berbeda dengan platform lain seperti Web ataupun Desktop.

Berikut ini gambaran singkat mengenai proses pengembangan aplikasi Android dari memulai menemukan ide, perancangan sampai dengan menerbitkannya di Google Play Store.

Gambar 1. Proses Manajemen Proyek Pengembangan Aplikasi Android.

Dari gambar di atas, saya coba jabarkan secara singkat satu per satu:

2. Wireframing atau protoyping tampilan antarmuka (UI) aplikasi
Untuk dapat mengembangkan aplikasi, Anda harus mempunyai gambaran jelas seperti apa nantinya tampilan antarmuka aplikasi Anda. Dan dari tahap wireframing inilah Anda dapat mengetahui apakah penempatan fitur atau menu ini sudah sesuai layoutnya atau belum, apakah desainnya sudah sesuai pattern OS Android atau belum, apakah tampilannya sudah kelihatan nyaman dipandang atau belum, dan apakah desain yang diterapkan sudah sesuai User Experience atau belum.

Ada banyak tools prototyping yang akan membantu anda mendesign dengan cepat. Diantaranya Adobe Photoshop (Win/Mac), Sketch (Mac), Gravit Design (Win/Mac/Linux), Invision Studio (web), Zeplin.io (web), Figma.com (web), dan app.studio.design (web).

Ketika anda telah membuat wireframing tampilan antarmuka aplikasinya, selanjutnya adalah membuat desain antarmukanya menggunakan tools di atas, agar nantinya ketika Anda telah memasuki masa pengembangan aplikasi, Anda tinggal memindahkan desain tersebut ke layout Android.

Layout Android dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman XML, dan ditaruh di dalam folder resource (res) layout Android.

3. Pengembangan dan pengujian aplikasi
Pengembangan aplikasi Android secara native dapat menggunakan bahasa Pemrograman Java ataupun Kotlin. Keduanya mempunyai ciri khas masing-masing. Dan keduanya didukung penuh oleh Android SDK. Namun, apabila Anda tertarik mengembangkan aplikasi Android secara hybrid, Anda dapat menggunakan berbagai bahasa pemrograman yang sudah ada, misal dengan javascript nodejs/angularjs (react-native, ionic), menggunakan html5 (phonegap), atau .NET (xamarin/visualstudiocode).

Baik native maupun hybrid memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Untuk native sendiri karena sudah didukung penuh oleh Google Android, tentunya semua fasilitas di dalam SDK sudah pasti paling cepat mendapatkan layanan. Sedangkan hybrid, sangat mengandalkan komunitas developernya.

Dan dalam tahap pengembangan aplikasi Android, seorang developer tidak hanya fokus menulis code dalam bahasa pemrograman Java/Kotlin, namun Anda juga harus mampu menulis code untuk resource antarmuka pengguna dalam bahasa pemrograman XML dan juga mampu menguji aplikasi yang Anda buat.

Untuk pengujian Aplikasi, ada banyak tools yang dapat dipakai, salah satunya TestFairy (web), Firebase Reporting (web), ataupun Fabric.io (web). Dan yang terpenting adalah Anda dituntut untuk mampu membaca Log di Logcat Android (DDMS/Android Studio) ketika aplikasi berjalan, dan juga pentingnya skill debugging dan bugs fixing code Android.

Selain itu, pengaturan aplikasi di manifests penting untuk diperhatikan, misalnya, permission apa saja yang Anda cantumkan di manifests yang nantinya diminta kepada pengguna. Sudah sesuaikan permission yang Anda definisikan di manifests, jangan sampai Anda menambahkan permission yang tidak dibutuhkan Aplikasi apalagi yang berbahaya bagi pengguna aplikasi Anda. Dan juga bagaimana pengaturan tema masing-masing halaman aplikasi Anda, semua diatur di manifests ini. Pengaturan lainnya seperti background service dan broadcast (SMS ataupun push notification), penggunaan memory dan jenis ukuran layar yang didukung oleh Aplikasi Anda. Semua itu diatur di manifests file ini.

Dan tidak lupa juga pengaturan build configuration di gradle, apakah Anda telah menggunakan library versi terbaru atau yang stable (minim masalah bugs), dan apakah target OSnya sudah sesuai dengan OS terbaru, dan sebagainya. Itu semua harus dipersiapkan oleh Anda sebagai developer.

Berikut ini rincian bagaimana source code yang telah Anda kerjakan di-“build” menjadi sebuah APK (installer) aplikasi Android.

Gambar 2. Proses sourcecode yang digodok menjadi sebuah installer (APK)

4. Penerbitan aplikasi ke PlayStore
Aplikasi yang telah dikembangkan dan sudah teruji dengan baik, selanjutnya diterbitkan ke PlayStore. Untuk penerbitan ini Google memiliki syarat standar yang harus dipenuhi. Selain membayar biaya sebesar 25 USD untuk seumur hidup, Anda juga harus mempersiapkan APK yang telah memiliki status ditandatangani (signed) dengan kunci keamanan (KeyStore) versi release yang valid milik Anda. Seperti yang Anda lihat di gambar sebelumnya (no.3), source code yang anda kerjakan, akan di-compile dan ditandai dengan Keystore. Nah, untuk lebih detailnya bagaimana proses penandatanganan aplikasi oleh Keystore tersebut, perhatikan gambar berikut.

Gambar 3. Proses menandatangani APK yang telah di-build di Android Studio

Saat menggunakan penandatanganan Aplikasi Google Play, jika Anda kehilangan kunci unggahan, atau ada risiko keamanan, Anda bisa menghubungi Google untuk mencabut kunci unggahan lama dan membuat kunci baru. Karena kunci penandatanganan aplikasi dilindungi oleh Google, Anda bisa terus mengunggah versi baru aplikasi sebagai pembaruan ke aplikasi asli, meskipun Anda mengubah kunci unggahan. Namun, daripada Anda repot dengan proses pengembalian kunci yang lama, sebaiknya Keystore yang sudah Anda buat dan pakai untuk penandatanganan APK tersebut jangan sampai hilang (bisa dibackup di google drive ataupun dropbox). Dan jangan lupa Keystore tersebut dilindungi oleh password Anda, jangan sampai lupa yah 😉

Selain syarat di atas, Anda juga harus mempersiapkan nama aplikasi, deskripsi yang “menjual” agar orang lain tertarik untuk mencoba aplikasi Anda, screenshots aplikasi, kata kunci, kategori produk, dan kontak yang dapat dihubungi.

Untuk pasca pengembangan ini, Anda dituntut dapat menjadi mitra konsumen/pengguna aplikasi yang telah Anda buat. Mengapa? karena nantinya Anda akan menerima review (baik berupa kritikan, saran, dan hal-hal lain terkait aplikasi Anda) dan rating. Nantinya, review dan rating ini menjadi bahan evaluasi bagi Anda apakah yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan dari fitur atau layanan yang ada di Aplikasi Anda. Ini tentunya penting bagi anda yang hendak mengukur apakah aplikasi yang Anda terbitkan ini sukses di pasaran. Jika tidak, mulailah mengevaluasi dari kritikan-kritikan di halaman review aplikasi Anda di Playstore, kemudian coba kontak beberapa pengguna, bagaimana tingkat kepuasan pemakaian aplikasi yang Anda buat.

Semoga materi singkat ini dapat bermanfaat 🙂

Add a comment

Related posts:

Influencer Marketing

Companies have always been finding new ways to market their product every time. With the Internet and social media growth, a new marketing trend has risen in the last 5–6 years. Influencer Marketing…

Stairs.

Jasver merutuki dirinya ketika terpaksa harus kembali pulang sebab dompetnya tertinggal, merasa kesal sendiri karena waktunya jadi terbuang sia-sia. Setelah selesai memarkirkan mobilnya asal di…

The Final Touchstones

I am reviewing a copy of Final Touchstones through Sunbury Press, Inc., Brown Posey Press and Netgalley: In Final Touchstones we will learn the story of four brothers leaving Sicily for America in…