Analisa Statistik

Analisa statistik adalah kegiatan analisis terhadap data hasil pengukuran yang diperoleh secara berulang-ulang untuk menentukan tingkat ketidakpastian hasil pengujian akhir dari suatu pengukuran…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




Daftar Pustaka

YB49, pesawat flying wing milik Northrop Grumman

Flying wing merupakan tipe pesawat yang tidak memiliki atau memiliki sedikit fuselage (bagian pesawat untuk membawa orang atau barang). Pada model pesawat ini, tidak ada batasan yang jelas di antara fuselage dengan sayap. Umumnya, bentuk pesawat tipe ini hanya sebuah sayap yang besar tanpa ekor. Ciri utama yang lain adalah kru dan barang barang lain yang dibawa (payload) berada di dalam struktur sayap utama.

Sejarah dari tipe pesawat flying wing ini dimulai dari ide Ornithopter milik Leonardo da Vinci. Dalam desainnya, ia membuat sebuah wahana yang hampir seluruh badannya merupakan sayap, layaknya badan burung. Meskipun ide Leonardo da Vinci ini tidak praktis, ide tersebut disempurnakan oleh desain-desain glider milik James Butler, Otto Lilienthal, Sir George Cayley, dan Louis Mouillard.

Desain Ornithopter milik Leonardo da Vinci (sumber: commons.wikimedia.org)

Bentuk yang unik dari pesawat flying wing ini menarik banyak desainer pesawat terbang untuk terus bereksperimen. Walter Horten dan Reimar Horten misalnya. Meskipun tanpa pendidikan formal penerbangan, mereka berhasil membuat negaranya menjadi negara pertama yang berhasil mendesain dan memproduksi secara pesawat pengebom flying wing dengan mesin jet, yaitu Ho 229. Ide dari Horten bersaudara ini akhirnya menginspirasi para perancang pesawat terbang Amerika. Akhirnya, Northrop Grumman, sebuah perusahaan manufaktur asal Amerika, berhasil membuat salah satu flying wing paling terkenal di dunia yaitu B-2 Spirit.

Satu-satunya Horten Ho-229 V3 yang tersisa, dengan sayap yang sudah dibongkar di belakangnya (sumber: Airliners.net)

Dari banyaknya tipe desain pesawat, nampaknya flying wing merupakan salah satu tipe desain yang bertahan sangat lama. Bahkan inovasi-inovasi para perancang pesawat terbang sekarang mengarah ke bentuk flying wing. Hal ini menunjukkan bahwa di masa depan, pesawat akan cenderung ke arah bentuk flying wing di bandingkan bentuk konvensional seperti sekarang ini.

Inovasi yang mengarah ke bentuk pesawat tanpa batas fuselage yang pasti ini tentu bukan tanpa alasan. Salah satu alasannya adalah karena keuntungan aerodinamisnya. Sebagai contoh, proyek Flying-V milik TU Delft dan maskapai penerbangan Belanda KLM berhasil membuat sebuah konsep pesawat terbang komersial yang mampu mengurangi pemakaian bahan bakar sampai 20 persen. Hal ini tentu sangat menguntungkan, dengan meninjau bahwa penerbangan berkontribusi terhadap emisi karbon dioksida dunia sebanyak 2,5 persen.

Melihat dari bentuknya, flying wing memang mempunyai efisiensi aerodinamis yang cukup tinggi. Karena bentuknya yang hanya sebuah sayap besar tanpa distingsi yang jelas antara sayap dan fuselagenya, pesawat memiliki cross section (luas badan ketika pesawat dipotong melintang) yang kecil. Cross section yang kecil akan meminimalisir drag yang dihasilkan oleh bentuk pesawat (form drag), sehingga menaikkan efisiensi penerbangan, dan meningkatkan prestasi terbang.

Pada dunia penerbangan militer, cross section yang kecil juga bisa membuat keuntungan yang lebih lagi. Dengan cross section yang lebih kecil, pesawat-pesawat militer akan cenderung lebih sulit dideteksi oleh radar musuh. Karenanya, pesawat pesawat pengintai seperti SR-71 Blackbird dan A-12 menggunakan desain flying wing. Melihat dari kemampuan deteksi radar yang semakin baik, maka desain flying wing sangatlah esensial untuk industri pesawat terbang militer.

Selain karena bentuknya yang hanya sayap, pesawat dengan bentuk seperti ini cenderung tidak membutuhkan ekor (empennage). Control surface yang ada di dalam pesawat ini hanyalah elevon (perpaduan antara elevator dan aileron) yang berada di kedua ujung sayap. Dengan berkurangnya dua jenis control surface pada jenis pesawat ini, maka bagian yang bergerak semakin kecil. Dengan jumlah bagian yang bergerak semakin sedikit, efisiensi pesawat akan semakin tinggi.

Ketiadaan ekor juga mengurangi beban yang harus dibawa oleh pesawat. Pada jenis pesawat konvensional seperti Boeing B747 atau Airbus A330, berat yang dibawa oleh pesawat cenderung lebih berat daripada bentuk pesawat flying wing. Karena hal tersebut, tipe pesawat konvensional membutuhkan tenaga yang lebih besar untuk terbang, sehingga tipe pesawat tersebut membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak.

Fitur-fitur seperti ekor yang tidak ada dalam flying wing membuat pesawat semakin simpel serta efisiensi yang sangat tinggi membuat sehingga biaya operasional lebih murah. Biaya operasional yang murah makin memungkinkan untuk peningkatan jumlah pemroduksian. Maka kebutuhan manusia terhadap transportasi yang cepat dan mampu menjangkau jarak yang jauh semakin terpenuhi. Selain itu, dengan adanya terobosan-terobosan baru tentang bentuk pesawat terbang ini, akan sangat mungkin pesawat dimiliki oleh semua orang di masa depan.

Efisiensi aerodinamis yang tinggi, beban yang ringan, dan biaya yang murah membuat pesawat dengan desain flying wing sangat berprospek untuk masa depan kedirgantaraan dunia. Dengan inovasi dan penemuan-penemuan baru di bidang penerbangan, maka dapat diwujudkan penerbangan yang murah dan ramah lingkungan.

Alexander, D. E. (1955). Why Don’t Jumbo Jets Flap Their Wings?: Flying Animals, Flying Machines, and How They Are Different. New Brunswick: Rutgers University Press.

Crispin, J. J. (1968). Methods of Radar Cross-section Analysis. New York: Academic Press.

Davies, P. E. (2019). Northrop Flying Wings. London: Bloomsbury Publishing.

Kroes, M. d. (2013). Aircraft Basic Science, Eighth Edition. New York: McGraw Hill Professional.

Torenbeek, E. (2013). Advanced Aircraft Design: Conceptual Design, Analysis and Optimization of Subsonic Civil Airplanes. New Jersey: John Wiley & Sons.

Add a comment

Related posts:

Testimony to the Education Committee on a standardized curriculum for preschool in Gateway Communities

I am writing in regards to bill H.3761, which would require a standardized curriculum as a condition of pre-k funding for gateway communities. Expanding pre-k for vulnerable children is a goal I…

When God Came to Earth

You may have heard the expression—Jesus is the reason for the season. Indeed He is but we’re celebrating much more than a child born in a manger!

The Most Fascinating Things You Can Learn About Your Brain

Based on brilliant and highly useful research by Marianne Stenger, here are some interesting trends in education and great perspective on growth mindset. More emphasis needs to be placed on things…